WahanaNews Nias | Munculnya julukan celeng yang belakangan ini ramai disematkan pada pendukung Ganjar Pranowo, dinilai beberapa pihak terlalu berlebihan.
Salah satu yang berpendapat demikian adalah pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
"Terlalu keras dan berlebihan jika kader-kader PDIP yang deklarasi (dukungan terhadap) Ganjar disebut celeng atau babi," kata Ujang dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
"Karena, manusia itu sejatinya mulia. Jika disebut dengan nama binatang, itu bisa masuk kategori penghinaan," imbuhnya.
Diketahui, Ganjar yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah merupakan salah satu kandidat yang dijagokan sejumlah kader PDIP untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Menurut Ujang, fenomena banjir dukungan untuk Ganjar itu dapat menjadi indikasi adanya perpecahan di dalam tubuh PDIP.
Oleh sebab itu, Ujang menyarankan, PDIP mesti lebih terbuka dalam merespons aspirasi-aspirasi tersebut supaya nilai demokrasi demokrasi di internal partai tersebut tetap terjaga.
"Lebih rileks saja, karena PDIP pasti punya mekanisme dan sistem untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusulkan, apalagi Ganjar itu kan kader sendiri," tutur Ujang.