Karena hal itu terjadi, kata Hartati, timbul inisiatif untuk membuka datanya, dan setelah diperiksa dengan mencocokan tanggal vaksin dengan anaknya diketahui ternyata sudah vaksin kedua.
“Di situlah saya meronta, ooh... ini sudah gak benar, ini sudah penggelebungan data, asal mereka senang, asal mereka puas, asal keinginan mereka tercapai mereka mengorbankan masyarakat yang tidak tau apa-apa,” ketusnya dengan nada kesal.
Baca Juga:
Sejumlah Sampel dari Jenazah ASN Nias Utara Diambil Tim Forensik, Polisi: Diperiksa di Laboratorium
Menurutnya, hal yang telah dialaminya dengan anaknya adalah merupakan pencurian data.
“Mereka mencuri data saya dan itu data saya asli loh, dan semua melalui prosedur, saya pindah penduduk melalui prosedur loh,” bebernya.
Karena mendapat perlakuan seperti demikian, mengenai data vakasinasi mereka, Bu Hartatis Zagoto mengaku sempat membuat status di facebook.
Baca Juga:
Jenazah ASN Nias Utara Telah Diotopsi Tim Forensik, Ini Penjelasan Polres Nisel
“Saya siapkan status di facebook, beberapa oknum Polisi menelpon saya, minta tolong dihapus, itu masih tertulis itu ya, masih status tertulis saat itu, saya masih berperasaan,” katanya.
“Saya hanya bertanya kenapa gitu? nah beberapa orang nelpon saya, ok saya hapus, saya hargai, tapi saya bilang, saya tunggu jawabannya besok,” ujarnya.
Keesokan harinya, lanjut Hartatis Zagoto, saya dihubungi oleh tim vaksinasi Nias Selatan dan menyampaikan agar menghubungi 119 untuk menghapus data dengan sendirinya.