Dikatakannya, pihaknya telah menghubungi pihak Puskesmas Namohalu Esiwa dan Lahewa Timur bahkan Rumah Sakit Pratama Nias Utara, namun ambulans juga tidak ada, akhirnya pihaknya merasa kecewa dan menggotong peti jenazah.
Ia mengaku, sebagai paman dari almarhum. Karuniaman menuturkan, almarhum bernama Herman Felani Gea, meninggal pada hari Sabtu (3/9) siang, sekira pukul 12.00 Wib, di rumahnya sendiri yang beralamat di Desa Berua Kecamatan Namohalu Esiwa.
Baca Juga:
Keluarga hingga Kapolda Sumbar Hadir Saat Pembongkaran Makam Afif Maulana
"Atas kejadian ini sudah kami konfirmasi kepada pihak Puskesmas Namohalu Esiwa dan juga Lahewa Timur, juga pihak Rumah Sakit Pratama dan mereka mengatakan bahwa tidak bisa diantar karena bukan di rumah sakit meninggal," katanya.
Rencana pada hari Minggu itu, lanjut dia, jenazah mau dibawa ke rumah almarhun di Desa Meafu Kecamatan Lahewa Timur dengan jarak sekitar 4 km dari rumahnya di Desa Berua.
“Setelah keadaan ini saya posting di Facebook baru ditanggapi dengan membawa mobil ambulans ke rumah,” ujarnya.
Baca Juga:
Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang Ditolak Keluarga
Itu pun, kata Karuniaman, melalui Pak Hardin Gea langsung menanggapi dengan berkomunikasi ke Puskesmas Lotu minta bantu dan mereka datang ke rumah dengan membawa mobil ambulans. Bahkan yang membawa mobil ambulans itu bukan sopirnya.
"Tetapi jenazah sudah keduluan dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka dengan cara digotong," katanya dengan nada kesal.
Karuniaman menuturkan, almarhum meninggal karena menderita penyakit sejak bulan Juni 2022.