Nias.WahanaNews.co, Nias - Jalan Provinsi di kilometer 27 tepatnya di Dusun 3, Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias semakin rusak parah.
Jalan ini merupakan akses utama penghubung antara Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias menuju Kabupaten Nias Barat.
Baca Juga:
Korupsi Jalan di Toba Samosir, Kejati Sumut Tetapkan 1 Tersangka Kasus
Untuk diketahui, jalan ini telah mengalami longsor sekitar bulan November 2022 akibat hujan deras pada saat itu.
Kondisi saat ini semakin memprihatinkan karena jalan yang dibuat untuk dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat masih darurat.
Untuk melewati jalan ini, dihimbau bagi pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat agar ekstra berhati-hati saat melintas, karena dapat membahayakan bagi pengguna jalan terutama pengendara kendaraan.
Baca Juga:
Skandal Korupsi di Proyek Peningkatan Ruas Jalan Toba Samosir: Mantan Kadis PUPR dan Rekanan Ditahan
Menyikapi kondisi jalan yang semakin rusak parah, Kepala UPT Jalan dan Jembatan Gunungsitoli Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Rizak Taruna Zega, turun ke lokasi dan mengadakan pertemuan bersama dengan Camat Kecamatan Hiliserangkai, Binamarga Kabupaten Nias, Kontraktor, Kepala Desa Fadoro Hunogoa, Ketua BPD dan Pemilik lahan serta perangkat desa Desa Fadoro Hunogoa.
Hal ini untuk membicarakan kelanjutan pembangunan jalan.
Pertemuan ini pun dilaksanakan di Balai Pelatihan Masyarakat Desa Fadoro Hunogoa Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias, Selasa (19/9/2023) sore.
Rizak mengungkapkan bahwa perbaikan pembangunan jalan tersebut akan dimulai dalam waktu dekat ini dan ia berharap dapat selesai dalam tahun ini.
"Kalau memang nanti dananya tidak tersedia dari dana reguler maka kita akan usahakan dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dan ini sudah kita usulkan, semua syarat-syaratnya sudah kita lengkapi," kata Rizak.
Namun, ia tidak bisa menyebutkan nilai yang bakal diluncurkan untuk pembangunan jalan tersebut.
"Kita tidak tahu yang pastinya berapa, angka yang ada itu pun kalau untuk pembangunan jalan yang eksisting tidak cukup, itu butuh belasan miliyar menurut prediksi kami, hitung-hitungan kasar," terangnya.
Untuk sementara Rizak menawarkan salah satu opsi.
"Opsinya kita buat dulu parit untuk mengawal air supaya tidak terganggu badan jalan utamanya, minimal aman dulu menyambut natal dan tahun baru," ujarnya.
Ia berharap penanganan jalan tersebut bisa dilaksanakan dalam waktu yang secepatnya.
"Kita juga berharap secepatnya disahkan BTTnya itu, karna BTT ini ada perlakuan khusus, dia tidak lelang dan hal-hal lain yang istimewa ada juga yang dikurangi tidak seperti proyek biasa, dan kami juga sambil mempelajari supaya jangan nanti kami salah langka karena ini adalah dana bencana," ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, jalan lain yang masih berlubang di sepanjang jalan ini juga tetap akan menjadi perhatian pihaknya setiap saat.
"Memang untuk jalan-jalan berlubang itu mayoritas sudah dikontrakkan di kontrak multi years kita dengan progres
rencana mereka mulai Oktober, mudah-mudahan tidak terkendala karena faktor cuaca dan segala macam kendala lainnya",
"Kita mesti optimis multi years kita itu tetap jalan, karena kalau tidak jalan yang rugi adalah masyarakat," imbuhnya.
Pertemuan ini turut dihadiri Kepala UPT PUPR Provinsi Sumatera Utara, Camat Kecamatan Hiliserangkai Yasowanolo Waruwu, Sekcam Kecamatan Hiliserangkai, Kabid Binamarga Kabupaten Nias, Hary Purba, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Kabupaten Nias Sally Zebua, Kontraktor, Kepala Desa Fadoro Hunogoa, Ketua BPD Desa Fadoro Hunogoa, Pemilik Lahan dan para Perangkat Desa.
[Redaktur: Sabarman Zalukhu]