Penulis
- YUPITER MENDROFA (Mahasiswa DIM FEB Universitas Sumatera Utara)
Baca Juga:
Wamenpar Tekankan Pentingnya Kebersihan Destinasi untuk Ciptakan Pariwisata Berkualitas
- Dr. BEBY KARINA F. SEMBIRING, MM (Dosen DIM FEB Universitas Sumatera Utara).
Dalam artikel yang berjudul “Sustainable Tourism Policy, Destination Management and Sustainable Tourism Development: A Moderated-Mediation Model” yang ditulis oleh Mustafa Rahman Khan (Malaysia) dkk, pada tahun 2021 yang mengemukakan bahwa kedatangan wisatawan internasional diperkirakan akan mencapai 1,8 miliar pada tahun 2030.
Karena prediksi, keberlanjutan menjadi perhatian utama otoritas di seluruh dunia. Kawasan Asia Pasifik menerima 25% dari total wisatawan dunia pada tahun 2018 dengan pertumbuhan regional sebesar 7% dalam pengeluaran pariwisata, yang pada gilirannya menyumbang 30% dari pariwisata global.
Baca Juga:
Aksi Bersih Pantai Oluhuta: Dinas Pariwisata Bone Bolango Libatkan Pemuda dan Mahasiswa
Kedatangan turis internasional di Asia Tenggara tumbuh sebesar 7% pada tahun 2018, dengan pertumbuhan penerimaan pariwisata sebesar 5%. Terlebih lagi, pada tahun 2018, Malaysia yang terkenal dengan pulau dan garis pantainya menempati peringkat ekonomi terbesar ketiga dengan pariwisata sebagai pilar ekonomi utama.
Saat ini, dunia dan seluruh industri pariwisata menghadapi pandemi COVID-19 yang secara signifikan memengaruhi pariwisata global. Di masa pandemi COVID-19 saat ini, pentingnya pariwisata dan pembangunan berkelanjutannya menjadi sangat penting. Pembangunan berkelanjutan pariwisata menciptakan hubungan antara kebutuhan lokal, sumber daya alam dan pariwisata.
COVID-19 telah berdampak buruk pada mata pencaharian dan ekonomi masyarakat di seluruh dunia. Kegiatan sosial, ekonomi, agama, dan budaya telah terputus selama epidemi ini. Dari perspektif keberlanjutan, makalah penelitian sebelumnya menyarankan banyak model pariwisata berkelanjutan bergantung pada pemahaman tentang biaya dan manfaat komunal.