Menurut Mbaiwa dalam Mustafa (2021), berpendapat bahwa menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan untuk dipraktikkan, memiliki potensi untuk mengatasi dampak buruk dari industri pariwisata.
Pariwisata berkelanjutan didefinisikan sebagai "pendekatan positif yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan dan gesekan yang diciptakan oleh interaksi yang kompleks antara industri pariwisata, pengunjung, lingkungan dan masyarakat yang menjadi tuan rumah wisatawan“.
Baca Juga:
Gerakan Wisata Bersih Wujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Berkualitas dan Berkelanjutan
Manajemen destinasi adalah proses menyatukan dan mengintegrasikan berbagai komponen bauran destinasi dalam wilayah geografis tertentu, sejalan dengan strategi pariwisata yang telah ditetapkan dengan baik (Mill, R.; Morrison 2012).
Partisipasi pemangku kepentingan merupakan faktor kunci dari pariwisata berkelanjutan yang efektif. Komunitas lokal dengan tingkat minat atau partisipasi yang lebih besar menyukai pariwisata berkelanjutan dan merasakan manfaat ekonomi dan sosial dari pariwisata berkelanjutan. Selain itu, menekankan bahwa partisipasi pemangku kepentingan mendorong keberhasilan pariwisata berkelanjutan.
Studi ini dilakukan di barat laut Malaysia di Langkawi dan Kepulauan Penang. Pengumpulan data berlangsung antara Agustus dan September 2019 dengan menggunakan kuesioner yang dikelola sendiri. Tim peneliti, termasuk siswa yang menerima pelatihan yang sesuai sebelum keterlibatan mereka, berkunjung 265 perusahaan pariwisata dan membagikan kuesioner kepada pengelola.
Baca Juga:
Menpar: The UN Tourism 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting Siap Digelar di Jakarta
Hair et al pedoman diikuti untuk kriteria penyaringan data, kuesioner dengan 5% atau lebih data yang hilang dihapus, dan responden yang menjawab semua pertanyaan. Tingkat respons adalah 61,5%, total 163 kuesioner dipertahankan untuk analisis.
Menggunakan studi kuantitatif cross-sectional, dan pemodelan persamaan struktural kuadrat terkecil parsial. Penelitian ini melakukan uji post hoc yang disarankan oleh Hayes, untuk menganalisis efek tidak langsung bersyarat dengan menggunakan PROCESS Macro. Algoritma PLS digunakan untuk menghitung skor variabel laten melalui SmartPLS 3.2.8.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa kebijakan pariwisata berkelanjutan, manajemen destinasi secara signifikan mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Manajemen dan kebijakan destinasi yang efektif mendorong pertukaran sumber daya yang bertanggung jawab di antara pemangku kepentingan, yang berkontribusi terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan.