WahanaNews-Nias | Dunia pendidikan menjadi kunci dalam mempersiapkan generasi bonus demografi, di mana dari hari ini sampai tahun 2030 - 2045 akan terjadi ledakan besar populasi penduduk usia produktif dibanding populasi usia non produktif. Generasi bonus demografi itu pada hari ini masih dalam usia yang sangat belia.
Di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, dalam dunia pendidikan global, selain teknologi, ternyata kini objek budaya warisan leluhur bangsa ini telah banyak diteliti dan ditemukan dapat menjawab tantangan jaman dan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada pada masa kini.
Baca Juga:
Terima Izin Buka Prodi Baru Teknik Sipil dari LLDikti Sumut, UNIAS: Terus Berbenah
Sayangnya, yang meneliti hal tersebut kebanyakan justru adalah para peneliti dari luar negeri.
Hal ini dikatakan Trie Utami dalam paparannya pada Kuliah Umum di Univesitas Nias, Kamis, (8/12) siang, dengan tema “Pengarusutamaan Kebudayaan dalam Pembangunan Nias Melalui Dunia Pendidikan”.
Artis senior, seniman, dan budayawan kelahiran Bandung ini menjelaskan bahwa Nusantara sangat kaya dengan source budaya, namun kita banyak melupakannya dan malah menganggapnya sebagai sesuatu yang ketinggalan jaman.
Baca Juga:
Diserang Berita Hoaks Bertubi-tubi, UNIAS: Fitnah Lebih Kejam dari Membunuh
"Peneliti Eropa meneliti tentang manfaat makan sirih yang memiliki fungsu sebagai antibiotik, sementara di negeri kita tradisi makan sirih dilakukan bangsa ini dari ujung Aceh sampai ujung Papua, termasuk di Nias, dan itu sudah berabad-abad, namun kini tradisi itu banyak ditinggalkan, " ujar Penyanyi Jazz Wanita Terbaik versi News Music pada tahun 2000.
Penyanyi yang dijuluki “Miss Pitch Control” ini juga menyampaikan di saat rumah-rumah adat di Nias satu-persatu hilang, berganti dengan bangunan modern, orang Jepang justru meneliti rumah adat Nias yang menghasilkan kesimpulan bahwa rumah adat Nias memiliki teknologi tinggi anti gempa.
"Nias memiliki kekayaan budaya tradisi nusantara, contohnya di Museum Pusaka Nias kita bisa melihat bukti-bukti bahwa demikian kaya teknologi tradisional rumah adat Nias, kostum dan senjata tradisional, juga demikian banyak alat musik warisan dari leluhur masyarakat Nias," sebut mantan juri di AKademi Fantasi Indosisar (2013) ini.