WahanaNews-Nias | Video penertiban para pedagang kaki lima (PKL) di lokasi eks Pasar Beringin pada hari Selasa (01/03/2022) kemarin, yang memperlihatkan seorang bocah (anak kecil) terdorong saat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Gunungsitoli melakukan penertiban viral di berbagai platform media sosial.
Dipastikan bahwa video tersebut sengaja dipotong (edit) untuk membuat seolah-oleh Satpol PP Kota Gunungsitoli telah melakukan kekerasan terhadap anak, hal ini disampaikan Kasatpol PP Kota Gunungsitoli, Eka Kurniawan Harefa, Rabu (2/3/2022).
Baca Juga:
Sebanyak 15 Ribu Batang Rokok Ilegal Disita Bea Cukai dan Satpol PP Subulussalam
Lebih lanjut, Eka Kurniawan Harefa menjelaskan jika video yang beredar tersebut saat Satpol PP melakukan penertiban pada Selasa (01/03/2022) kemarin di eks Pasar Beringin.
"Di Lokasi itu PKL sudah tidak diperbolehkan lagi untuk berjualan, karena sudah dipindahkan ke eks terminal," terang Eka.
Pada saat penertiban, kata Eka, personel sudah melakukan tindakan persuasif dengan cara menghimbau terlebih dahulu para pedagang untuk tidak berjualan serta segera membawa pulang barang dagangannya.
Baca Juga:
Panggung Hiburan di Monas Meriahkan Pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran
"Saat itu Personel menghimbau agar barang dagangan yang ada untuk segera dibawa pulang oleh pedagang, namun dititik yang terlihat dalam video, tidak ada satu pun yang mengaku pemilik barang dagangan yang terletak," kata Eka.
Padahal, lanjut dia, personel sudah beberapa kali menanyakan siapa pemilik barang tersebut, dan karena tidak ada yang memberikan jawaban, personel akhirnya akan memindahkan barang ke mobil truk.
Keadaan saat penertiban PKL di eks Pasar Beringin, gunungsitoli
“Saat akan dipindahkan, seorang ibu-ibu melemparkan dan memukulkan ikan ke personel kita, disaat itu juga, seorang ibu lainnya datang dan melakukan dorongan dari sisi yang berbeda," beber Eka.
Karena mencoba menghindari kondisi tersebut, terang Eka, personel terjatuh dan tidak sengaja tangannya sebelah kiri mengenai anak kecil yang ada dikerumunan, sehingga terlihat seperti mendorong.
"Jadi bukan sengaja didorong apalagi berbuat kekerasan seperti yang dikatakan para netizen. Justru akibat kejadian tersebut, personil kita mengalami luka dibagian tangan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Eka menjelaskan, pada patongan video tersebut personel yang seolah-olah terlihat mendorong anak kecil, hal ini diakibatkan tangkapan kamera yang terhalang oleh badan seorang ibu yang melakukan dorongan kepada personel.
"Padahal dari dokumen video lain yang pengambilan gambarnya dari sisi berbeda jelas memperlihatkan bahwa anak tersebut bukan sengaja didorong," sebutnya.
Selain video itu, ia pun menegaskan bahwa tidak benar telah dilakukan penangkapan terhadap anak tersebut.
"Kejadian sebenarnya adalah seorang ibu dengan sengaja menaikkan anak tersebut ke atas truk Satpol PP sembari berteriak memperingatkan anak itu untuk tidak turun dari truk," katanya.
Karena kondisi demikian, Eka menjelaskan jika petugas telah berusaha membujuk anak tersebut untuk turun dari truk tersebut. Namun karena dibawah pengaruh dan intimidasi para pedagang, anak tersebut bersikeras untuk tidak turun sambil memegang besi penahan tangan tangga truck satpol PP.
"Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka petugas berinisiatif menjaga anak itu supaya tidak terjatuh dari mobil truck satpol PP," terangnya.
“Personil kita justru berinisiatif menjaga anak itu, agar jangan sampai terjatuh, karena supir tentu tidak mengetahui apa yang terjadi dibelakang truk. Kalau dibiarkan begitu saja tanpa dijaga dan terjatuh tentu akan menjadi masalah baru lagi," sebut Eka.
Selain itu, katanya, ada sesuatu yang menurutnya sangat janggal, ia menduga adanya pengkondisian terhadap anak tersebut, hal ini karena dari dua kejadian pada lokasi yang berbeda, si anak selalu saja terlibat.
Ditambah lagi, sambung Eka, pihaknya memiliki video seorang ibu yang sengaja menaikkan si anak ke dalam truk dan berteriak-teriak untuk tidak turun.
"Video yang beredar di media sosial tidak utuh seperti kejadian yang sebenarnya, hanya terlihat saat anak sudah ada ditangga truk dengan truk dalam keadaan melaju menuju kantor,” tukasnya.
Pada kesempatan itu, Eka memberitahukan, dalam melakukan penertiban setiap personel selalu diperintahkan untuk melakukan cara-cara yang persuasif yang dimulai dengan himbauan, teguran dan peringatan serta dibarengi dengan perekaman video dilokasi-lokasi penertiban. Karena Satpol PP tidak akan pernah melakukan kekerasan dalam setiap kali melakukan penertiban.
“Seperti yang terjadi saat ini, video sengaja dipotong, padahal kita juga punya video bahwa kejadian tidak seperti yang sudah diedarkan di media sosial, karena video yang kita punya, langsung dari rekaman personil di lapangan pada sisi pengambilan gambar yang berbeda," katanya.
Oleh karena, tambah Eka, pihaknya himbau kepada masyarakat atau netizen, untuk tidak segera menanggapi atau berkomentar bahkan melebih-lebihkan tanggapan pada video-video yang tidak utuh.
"Karena hal tersebut bisa menyebabkan masalah hukum baru kepada pembuat komentar atau tanggapan,” ujarnya.
Mengakhiri pernyataannya, Eka menghimbau kepada para pedagang untuk tidak menggelar dagangannya di lokasi-lokasi yang sudah dilarang berjualan. Karena selama itu masih terjadi, penertiban pun akan tetap dilakukan oleh Satpol PP Kota Gunungsitoli sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Pemerintah Kota Gunungsitoli melalui Satpol PP tidak akan pernah mundur dalam melakukan penertiban terutama di Eks Pasar Beringin guna menciptakan ketertiban dan kenyamanan di Kota Gunungsitoli," tegasnya. [CKZ]