"Dari dulu, untuk penerangan, kami dan juga keluarga lainnya hanya menggunakan lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas," kata Martinus Bate'e kepada Nias.WahanaNews.co, Sabtu (16/4/2022) sore.
lanjut dia mengungkapkan kalau dulu mereka menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar lampu teploknya, namun sekarang ini minyak tanah sudah tidak ada lagi dan sulit didapatkan.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Terpaksa kami membeli minyak solar untuk dijadikan sebagai bahan bakar dan jika tidak ada solar terpaksa kami tidak menggunakan lampu penerangan jika malam hari," ujarnya.
Yang lebih sedihnya lagi, katanya, anak-anaknya pada saat belajar mengerjakan tugas sekolah di rumah, mereka hanya bisa belajar jika istrinya sudah membeli minyak solar di pekan.
"Terkadang tidak ada (solar), kalau tidak ada maka terpaksa mereka tidak belajar," bebernya.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Martinus Bate'e berharap agar pemerintah dalam hal ini PLN Nias dapat segera mengaliri listrik di Desanya.
Terpisah, Kepala Desa Fulolo Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, Sudarman Hulu, membenarkan jika Dusun 3 di Desanya belum teraliri listrik hingga saat ini.
Ia memberitahukan Desa Fulolo terdiri dari 3 Dusun dan 422 Kepala Keluarga. Dan untuk wilayah Dusun 3, yaitu Soroma'asi sama sekali belum dialiri listrik.