Edison Lase memberitahukan kondisi jalan ini lebih parah lagi kala musim kemarau banyak debu material proyek.
“Banyak masyarakat yang merasakan terganggu pernapasan seperti batuk, flu dan gangguan tenggorokan, khususnya anak anak dan anak sekolah,” sebutnya.
Baca Juga:
Optimisme Pemprov Bengkulu: Perbaikan Jalan Kawasan Liku Sembilan Target Selesai Januari
“Kami harapkan ini menjadi perhatian pemerintah pusat untuk pekerjaan jalan ini supaya ada penangan khusus sehingga tidak menjadi gangguan kesehatan bagi masyarakat,” pintanya.
Tidak hanya itu, akibat material bekas proyek yang bertumpuk di pinggir jalan pernah mengakibatkan warga kecelakaan.
“Sesuai dengan yang saya lihat ada beberapa warga yang lewat di malam hari, karena ada sebagian bahan material yang bertumpuk di pinggir jalan, karena tidak terlihat mereka mengalami kecelakaan,” bebernya.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ungkapkan Dapat Ribuan Aduan Jalan Rusak Melalui Media Sosial
Untuk diketahui, proyek paket pekerjaan peningkatan struktur jalan Laehuwa - Ombolata - Tumula - Faekhuna’a di Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, senilai Rp 32 Miliar, yang pernah ditinjau Presiden Jokowi telah diputus kontrak sejak tanggal 30 Desember 2022.
Dari pantauan di lapangan, pekerjaan peningkatan struktur jalan Laehuwa - Ombolata - Tumula - Faekhuna’a di Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara belum ada di aspal hotmix.
Selain itu, bangunan pendukung lainnya seperti Box Culvert dan Tembok Penahan Tanah (TPT) sebagian belum terselesaikan dan terkesan terbengkalai.