“Hasil riset dan temuan para sejarahwan tentang pola dan relasi gerakan NII perlu menjadi perhatian para pemangku kebijakan. Pasalnya, terbukti gerakan mereka bukan semata-mata bersifat lokal, namun transnasional, rawan menjadi proxy ditengah percaturan geopolitik global,” jelas Arjuna
Ia juga menyoroti kasus baiat NII yang baru saja terjadi di Sumatera Barat. Di mana katanya, NII telah membangun Cabang, hingga rutin merekrut dan melatih pasukan.
Baca Juga:
Khilafatul Muslimin Lakukan Hidden Crimes, Artinya Apa Sih?
Densus 88 menemukan bahwa anggota NII mencapai 1.125 orang, di mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya nonaktif (sudah berbaiat namun belum aktif dilibatkan dalam kegiatan NII) yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan apabila perlu.
Lanjutnya, NII Cabang IV/Padang terbagi dalam 5 ranting/UD yang masing-masing beranggota sekitar 200 orang. Dari jumlah total di Sumatera Barat, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang di Kabupaten Tanah Datar.
“Ini bukan main-main. Mereka tengah menyiapkan kekuatan. Dan kekuatan ini bisa kapan saja akan meledak, bisa melakukan gerakan separatis jika tidak diantisipasi. NII adalah ancaman serius bangsa Indonesia hingga dekade mendatang. Semua elemen masyarakat harus waspada,” tutup Arjuna.
Baca Juga:
Khilafatul Muslimin Punya Universitas, Lulusannya Sarjana Apa?
Sebelumnya, viral di media sosial sebuah video menampilkan konvoi puluhan orang bermotor, membawa atribut berupa poster hingga bendera bertuliskan 'Khilafatul Muslimin'.
Salah satu poster yang mereka bawa bertuliskan "Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah".
Disebut-sebut, konvoi para pemotor berseragam didominasi warna hijau itu terjadi di Cawang, Jakarta Timur, pukul 09.14 WIB pada Minggu, 29 Mei 2022.