Menurut penuturan seorang pegawai bahwa selama periode sebelumnya, alokasi anggaran untuk RS Pratama hanya sekitar Rp75 juta per tahun, sehingga menyebabkan pemeliharaan gedung tidak optimal.
Menanggapi itu, Eliyunus Waruwu, menegaskan bahwa masalahnya bukan hanya pada minimnya anggaran, tetapi pada niat baik dan kepekaan untuk merawat fasilitas kesehatan.
Baca Juga:
Menkes: RS Pemerintah hingga Swasta Terlibat dalam Kasus Perundungan Mahasiswa Kedokteran
"Kalau cuma untuk perbaiki atap yang bocor, cukup pakai lem, paling habis ratusan ribu. Ini soal kemauan dan kepekaan, bukan semata-mata soal dana besar,” ketusnya.
Demikian juga saat meninjau ruang rawat inap dan melihat alat kesehatan yang tidak berfungsi, ia pun tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
"Kalau kita serius, akreditasi rumah sakit ini bisa bagus. Tapi nyatanya, tidak ada kehendak kuat untuk memperjuangkan itu,” tambahnya.
Baca Juga:
Tank Israel Blokade RS Al Shifa di Kota Gaza
Kerjasama dengan BPJS Terhenti
Bahkan, ia merasa sangat prihatin atas terhentinya kerjasama antara RS Pratama dengan BPJS Kesehatan sejak tahun lalu.
Mantan Rektor Universitas Nias itu memerintahkan agar seluruh dokumen dan persyaratan administrasi segera disiapkan untuk mempercepat proses reaktivasi layanan BPJS bagi masyarakat.