"Janji beliau [Bupati Nias Utara] kemarin kepada kami bahwa sesaat PPK datang kami dipanggil untuk meluruskan masalah ini, namun saat PPK itu datang justru kami tidak dipanggil, ya artinya tidak ada inisiatif PPK untuk menyelesaikan masalah ini," ketusnya dengan nada kecewa.
Ia menegaskan, warga akan tetap berjuang menuntut haknya hingga titik darah penghabisan.
Baca Juga:
Pertamina Tawarkan 19 Proyek Rp150 Triliun, Danantara Siapkan Dukungan Investasi Jangka Panjang
"Kami akan kejar uang kami, kami akan tutup dwiker dan memblokir jalan ini sampai waktu yang tidak ditentukan sampai uang kami ada titik terang untuk pembayarannya," katanya.
Erwin berharap aparat penegak hukum dan PPK bisa menanggapi serta menulusuri masalah ini. Apalagi menurutnya, proyek tersebut merupakan atensi Presiden Jokowi.
"Selama ini masyarakat banyak yang menderita penyakit pernafasan terutama anak-anak karena debu bertebangan di mana-mana, sehingga membuat masyarakat mengalami infeksi paru-paru dan flu",
Baca Juga:
Proyek Pembangunan Jembatan Kaca Bendungan Sukamahi Berdampak pada Rumah Warga Kampung Pasir Kalong
"Harapan kami pekerjaan ini segera diselesaikan dan masalah yang sedang terjadi di masyarakat segera diselesaikan sehingga proyek ini bisa bermanfaat untuk masyarakat Alasa dan Masyarakat Nias Utara secara umum," harapnya.
Tambah Erwin mengingatkan kepada kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut agar menggunakan BBM yang sesuai.
"Jangan menggunakan BBM bersubsidi, ini kami mohon kepada kawan-kawan bersama dengan masyarakat untuk mengontrol hal ini, masyarakat jangan dijadikan korban," ujarnya.