Kristina memberitahukan, kondisi suaminya saat ini masih terbaring lemas, muntah-muntah dan luka bacok di kepalanya sudah dijahit oleh tenaga medis di Puskesmas.
“Setelah ditangani oleh tenaga medis, suamiku sudah dibolehkan pulang. Sore ini jam 18.00 Wib kami sudah pulang rumah, tapi suamiku masih terbaring dan muntah-muntah,” katanya.
Baca Juga:
Ferdian Bacok Pamannya Hingga Tewas Di Simalungun
Kristina mengungkapkan, sehari-hari suaminya bekerja sebagai tukang perabot, sementara dia sendiri hanya sebagai ibu rumah tangga.
Dari hasil pernikahannya, mereka dikarunia tiga orang anak, adapun anak yang pertama berumur 15 tahun, kedua berumur 6 tahun dan ketiga masih berumur 3 minggu.
Ia berharap, kepada pihak Kepolisian agar memproses kasus pembacokan suaminya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Baca Juga:
Pria Paruh Baya Tewas Jadi Korban Salah Sasaran Tawuran di Cilincing
Sebelumnya dilaporkan, hanya karena “Batu Akik", KAH alias ama Esi, 48, warga Dusun III, Desa Lagasimahe, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, membacok Ramli Ndruru alias Ama Eben, 56, yang merupakan tetangganya sendiri dengan sebilah parang hingga berlumuran darah, Rabu (27/4/2022) pagi, sekira pukul 04.00 wib.
Hal ini dibenarkan Kapolres Nias, AKBP Wawan Iriawan, melalui Ps. Kasi Humas Polres Nias, Aiptu Yadaen F. Hulu, kepada nias.wahananews.co, Rabu (27/4/2022) siang.
Pagi itu, kata Yadsen, istri korban sedang memasak di belakang rumahnya, lalu tiba-tiba pelaku marah-marah di rumahnya dan dan berteriak sambil marah-marah, "kembalikan batu akik sama saya Ama Eben...!" ucap pelaku sambil menyuruh korban keluar dari rumahnya.