Langkah Akselerasi
Dalam Sosialisasi tersebut, Penyabar Nakhe yang didampingi oleh Tri Andri Marjanto, Ketua Perkumpulan Hiduplah Indonesia Raya (HIDORA), konsultan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat dari Banyuwangi, Jawa Timur, Tri Andri menyatakan, untuk mengakselerasi persiapan Desa Bawomatulo menuju Situs Warisan Dunia UNESCO, langkah penting yang harus dilakukan adalah perlu segera dibentuk Tim Task Force (Tim Khusus) Pengusulan Warisan Dunia UNESCO.
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
"Tim ini idealnya terdiri dari Pemerintah Kabupaten Nias Selatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah RI, masyarakat adat, Tenaga Ahli Cagar Budaya, akademisi, perwakilan masyarakat luas, baik dari level daerah, maupun nasional. Tim ini butuh energi panjang, bekerja terus-menerus hingga tercapainya status warisan dunia. Proses ini bisa memakan waktu 4 sampai 5 tahun, atau bahkan lebih," kata Penyabar.
Kemudian, lanjut dia, harus disusun Rencana Aksi (Action Plan), yang bersinergi antara Pemerintah Provinsi dan Kementerian untuk dukungan pengajuan berkoordinasi dengan ICOMOS Indonesia dan ICOMOS dunia.
"ICOMOS (International Council on Monuments and Sites atau Dewan Internasional untuk Monumen dan Situs) adalah organisasi internasional non pemerintah terdiri dari para ahli dari seluruh dunia yang menjadi mitra UNESCO untuk memberikan masukan dan rekomendasi terhadap pengajuan warisan dunia)," jelasnya.
Selain itu, Penyabar Nakhe mengatakan, pemerintah perlu juga mengangkat potensi kecagarbudayaan kawasan desa-desa lain di Nias Selatan yang juga memiliki nilai universal luar biasa, untuk bersama-sama dikaji dalam upaya untuk melindungi dan merawat keaslian desa-nya, Omo Sebua-nya, Oma Hada-nya, serta tradisi-tradisinya.
Baca Juga:
BRIN Ajak Peneliti Global Riset Kesehatan Tanah di ICC MAB Maroko
Kondisi Ironi
Dalam sesi diskusi itu terungkap beberapa keluhan warga, antara lain disampaikan oleh Ikhtiar Wau, si ila (tokoh masyarakat, cerdik pandai), yang menyatakan bahwa sudah berkali-kali masyarakat mendapat janji-janji untuk memajukan Desa Bawomataluo, namun kemudian tinggal harapan kosong. Sehingga tentang arah menuju situs warisan dunia ini pun bagi masyarakat belum bisa melihat keterkaitannya langsung dengan apa yang riil menjadi kebutuhan warga.