Fakta Sejarah
Desa Bawomataluo, dan Pulau Nias secara umum, sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Berdasarkan berbagai literasi, Pulau Nias sendiri telah dikenal di dunia luar sejak berabad-abad, karena letaknya yang strategis, dekat dengan jalur lintas utama Asia Tenggara.
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
Menurut catatan Museum Pusaka Nias, Claudius Ptolemaeus, penulis dari Yunani yang dikenal dengan nama pena Ptolemy, pernah menulis tentang Nias pada tahun 150 M, dengan menyebutkan adanya lima pulau di sebelah barat Sumatra yang dinamakan “Pulau-pulau Barus”, di mana Nias adalah pulau yang terbesar.
Tulisan berikutnya yang lebih khusus mendeskripsikan tentang Nias berasal dari Sulayman (pedagang Persia) pada tahun 851 M, kemudian tulisan dari Al-Idrisi (sarjana Arab) pada tahun 1154. Sementara pada era abad ke 19-20 sebagian besar literasi tentang Nias banyak ditulis oleh kolonial Belanda dan misionaris Jerman.
Di era kolonial, keeksotisan budaya Nias juga telah diekspose untuk kepentingan pariwisata. Perusahaan kapal uap dan wisata KPM Amsterdam menerbitkan kartu pos Nias pada tahun 1920-an, dengan tematik Desa Nias Selatan dan utara, pejuang dan penari.
Baca Juga:
BRIN Ajak Peneliti Global Riset Kesehatan Tanah di ICC MAB Maroko
Booklet promosi wisata Nias telah terbit pada tahun 1937 memuat karya-karya lukisan seniman Australia, Carl Shreve, yang mengangkat tema “Panggilan romantis: Jawa, Bali, Sumatra, Nias, Siam, Indo-Cina”. Selama era tahun 1930- an, foto dan artikel Nias banyak beredar di berbagai majalah perjalanan wisata Eropa.
Namun semenjak kedatangan orang-orang Eropa ke Nias, berbagai artefak budaya Nias telah banyak berpindah tangan dan keluar dari pulau ini. Dan di Nias sendiri saat ini tinggal sedikit artefak-artefak yang masih tersisa.
Artefak-artefak Nias banyak dikoleksi oleh museum maupun para kolektor di berbagai penjuru dunia, seperti di Belanda, Denmark, Austria, Republik Ceko, Perancis, Inggris, Jerman, Swiss, Italia, Amerika, dll, yang masing-masing menyimpan ratusan bahkan sampai ribuan koleksi benda-benda artefak budaya Nias. Koleksi ini kebanyakan didapatkan dari para penjelajah, kolonial, maupun misionaris.