Saya akan coba bantu untuk menyuarakan apa yang telah saya dengar di desa ini kepada pihak-pihak terkait agar bisa saling bersinergi,” ujarnya
Menegaskan hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Penyabar Nakhe, , menyampaikan ia berupaya menarik anggaran di provinsi untuk mendukung gerakan pelestarian budaya di desa-desa di Nias, yang salah satu pintu masuknya adalah melalui pariwisata.
Baca Juga:
Sambangi DPC HIMNI, Walkot Sowa'a Laoli Ajak Bergandengan Tangan Bangun Gunungsitoli
“Selama ini Nias cukup minim mendapatkan bagian dari program-program di provinsi,” bebernya.
Warisan Adalah Kata Kerja
Dari perjalanan mengunjungi berbagai tempat di Nias dan hadir dalam beberapa kegiatan selama lima hari di Nias ini, Trie Utami membuat kesimpulan.
Baca Juga:
Peringatan HPN 2024, Andhika Laoly Ajak Insan Pers Suarakan Kebenaran dan Kawal Demokrasi
"Kalau saya boleh menggarisbawahi, bahwa Nias adalah The Untold Story of Nusantara. Sangat eksotik. Masih banyak 'harta karun', terutama budaya, yang belum diketahui oleh dunia, bahkan di level nasional sekalipun”,
"PR terbesarnya adalah bagaimana orang Nias membuktikan 'seberapa Nias' dirinya. Jangan sampai kekayaan budaya di Nias justru lebih dipahami oleh orang luar Nias dibanding oleh orang Nias sendiri. Orang Nias harus 'memanggil' DNA budaya yang ada di dalam darahnya, untuk bisa memberi 'marwah' pada warisan budaya dari para leluhur," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa warisan leluhur bukanlah kata benda.