Kemudian, raja berikutnya, yaitu Numa Pompilius menambahkan bulan Januaris dan Februaris ke dalam kalender.
Namun, karena penambahan itu kalender tidak sinkron dengan matahari selama berabad-abad.
Baca Juga:
PLN Beri Kemudahan: Promo Tambahan Daya, Biaya Ringan Hanya Rp202.400
Caesar pada 46 SM berusaha memecahkan masalah tersebut dengan berkonsultasi dengan astronom dan matematikawan terkemuka di zaman itu.
Astronom Aleksandria, Sosigenes menasihatinya untuk menghapus siklus bulan sepenuhnya dan mengikuti tahun matahari seperti yang dilakukan oleh orang Mesir.
Akhirnya, dia pun memperkenalkan kalender Julian yang mirip dengan kalender Gregorian atau kalender yang banyak dipakai oleh dunia bagian barat saat ini.
Baca Juga:
Promo Tambah Daya PLN Hanya Rp202.400, Berlaku Hingga Akhir Januari
Berkat ekspansi Kekaisaran Romawi, penggunaan kalender Julian juga menyebar ke negara lainnya.
Namun, setelah jatuhnya Roma pada abad ke-5 Masehi, banyak negara Kristen mengubah kalender yang lebih mencerminkan agama mereka.
Tanggal 25 Maret (Pesta Kabar Sukacita) dan 25 Desember (Natal) menjadi Hari Tahun Baru yang umum.