"Ini bertujuan supaya nampak riil berapa ASN di Kemenag, karena banyak data yang mengatakan dia pegawai tapi SK-nya tidak ada sehingga negara banyak yang membayar gaji pegawai tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan, jadi lewat kegiatan ini semakin nyata, semakin riil berapa sebenarnya jumlah ASN di Republik kita ini," ujarnya.
Kemudian, lanjut Muhammad Rosyadi Lubis, supaya ketika ASN mau pensiun tidak sibuk mencari data, mulai dari data PNS mengangkat pertama sampai pada data-data yang lain seperti data keluarga dan data jabatan.
Baca Juga:
NU Haramkan Hukuman Kekerasan di Lembaga Pendidikan
"Semua sudah ada di dalam simpeg 5 kita masing-masing," sebutnya.
Lanjut dia, Ini menunjukkan bahwa sebagai ASN itu terutama sebagai guru harus betul-betul menjadi ASN yang profesional, salah satunya adalah dengan mengisi kelengkapan data.
Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) ini sangat penting, di antaranya untuk meningkat kompetensi guru, yaitu bagaimana guru-guru punya kompetensi yang baik dalam menyampaikan bahan ajarnya sehingga guru-guru memiliki tingkat profesionalisme yang semakin baik.
Dan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyelenggarakan pendidikan yang proaktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
Baca Juga:
Juliawati Guru SD di Sanggau Punya Cara Disiplinkan Murid Tanpa Hukuman
"Jadi salah satu tuntutan dari kegiatan KKG ini adalah bagaimana guru itu bisa mentransfer ilmunya tapi dengan metode yang menyenangkan kepada siswa," jelasnya.
Sementara itu, masih di tempat yang sama, KTU Kantor Kemenag Kabupaten Nias, Robert Arozatulo Zebua, yang juga sebagai narasumber pada pelatihan ini, dalam pemaparannya mengatakan bahwa hidup beragama memiliki keberagaman, dan akibat dari keberagaman tersebut maka adanya moderasi beragama, supaya tidak ada yang mempertahankan paham masing-masing.
Seterusnya keberagaman ini adanya budaya, ras, suku dan tradisi. Akibat dari ini, sering terjadi gesekan sosial, yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang masing-masing dengan keagamaan.