"Dalam keluarga, memukul anak harus kita hindari, seterusnya akomodatif budaya terhadap budaya lokal, kalau di Katolik sudah lama dengan istilah ilmu toleransi, kita menjadikan toleransi itu menjadi sarana untuk mewartakan injil, mewartakan ajaran cinta kasih, jadi inilah akomodatif dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Menyambung KTU Kantor Kemenag Kabupaten Nias, Robert Arozatulo Zebua, Kasi Bimas katolik Kemenag Kabupaten Nias, Emanuel Hia, menyampaikan terimakasih kepada Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pembimas Sumatra Utara yang masih memberi kesempatan untuk mengadakan pelatihan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG).
Baca Juga:
Pengacara Guru Supriyani Tak Puas Kapolsek Dicopot, Kini Bidik Aipda WH
"Artinya bahwa Kakanwil melalui pembimmas terus memberikan perhatian bagi kita dan ada komitmen untuk terus membangun melalui pelatihan dan kompetensi bapak dan ibu guru," katanya.
Menurutnya, kehadiran seorang guru sangatlah dan harus diberikan ketrampilan-keterampilan khusus, keahlian-keahlian yang terus menerus kita perbarui sehingga keberadaan guru agama mampu menjawab persoalan-persoalan siswa.
"Kami berharap mari kita manfaatkan waktu tidak terlalu lama ini untuk mengambil makna untuk menjadi bekal kita dimasa yang akan datang," harapnya mengakhiri. [CKZ]