NIAS.WAHANANEWS.CO, Nias Barat - Beredar kabar jika Rumah Sakit Pratama (RSP) Lologolu, di Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, diprediksi terancam tutup.
Pasalnya, alat kesehatan (Alkes) yang ada di rumah sakit ini telah diperintahkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, untuk segera dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Nias Barat, di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi.
Baca Juga:
Menkes Sentil soal RS Lologolu, Minta Alkesnya Dipindahkan ke RSUD Pratama Nias Barat
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat, Hiburan Halawa, menyatakan mendukung penuh instruksi Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, agar Alkes yang ada di RSP Lologolu, Kecamatan Mandrehe, dipindahkan ke RSUD Pratama Nias Barat di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat, Hiburan Halawa. [WAHANANEWS/Ist]
"Selama ini alat-alat kesehatan itu tidak bisa difungsikan karena tidak adanya tenaga yang ahli atau dokter spesialis," kata Hiburan Halawa, kepada NIAS.WAHANANEWS.CO, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga:
Groundbreaking RS Pratama Nias Barat, Menkes Harap Bisa Tangani Stroke hingga Kanker
Namun ia enggan menanggapi jika dengan dipindahkannya Alkes tersebut dapat mengakibatkan RSP Lologolu tidak beroperasi alias tutup.
Ia mengatakan kemungkin sebagian alat yang tidak dipergunakan di RSP lologolu dipindahkan.
"Ini mengingat di sana jumlah dokter umum yang tidak memadai untuk pelayanan 24 jam dan dokter spesialis tidak berpraktek di sana. Tetapi Alkes yang masih mendukung untuk pelayanan di RS Pratama lologolu tetap dipertahankan," ujarnya.
Hiburan Halawa berharap dengan dipindahkannya Alkes tersebut dapat dioperasikan dengan baik.
Saat ini, terdapat 6 orang putra-putri daerah Nias Barat yang sedang dipersiapkan menjadi dokter spesialis. Keenamnya kini tengah mengikuti pendidikan menjadi dokter spesialis bagian. Ini merupakan bagian dari program afirmasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
"Kami memohon kepada Bapak Menteri Kesehatan agar bisa menempatkan untuk sementara tenaga dokter spesialis, sehingga alat-alat kesehatan itu bisa difungsikan," ucapnya.
Kilas Balik Pembangunan RSP Lologolu
RSP Lologolu merupakan salah satu rumah sakit yang dibangun masa pemerintahan Mantan Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu.
Kondisi halaman bangunan RSP Lologolu saat ini sudah mulai ditumbuhi rumput liar. [WAHANANEWS/JW]
Bangunan rumah sakit ini terdiri dari beberapa segmen, antara lain ruang Operasi (OK), ruang Poli kilinik, Instalasi Gizi, ruang Radiologi, ruang Perawatan Kelas I, II dan Kelas III, ruang perawatan VIP, ruang IGD, ruang Kebidanan, ruang Farmasi, ruang Perawatan Anak, ruang Administrasi, Laboratorium, Laundry, serta bangunan pengolahan limbah B3.
Tak hanya itu, rumah sakit ini juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pemeriksaan kesehatan yang utama yaitu pemeriksaan laboratorium lengkap, pemeriksaan USG 4 Dimensi, pemeriksaan rontgen (Pemeriksaan X-Ray), pemeriksaan gigi dan mulut, ruangan operasi (MOT) lengkap, dan alat-alat kesehatan.
Anggaran yang Digelontorkan untuk RSP Lologolu
Pembangunan rumah sakit ini menelan anggaran senilai Rp43 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022.
Selain itu, pada tahun 2022 dan 2023 terdapat sejumlah kegiatan yang diarahkan untuk rumah sakit ini dengan menelan anggaran puluhan miliar rupiah.
Dari penelusuran melalui situs resmi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (SIRUP LKPP), pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat tercatat sejumlah kegiatan yang diarahkan untuk RSP Lologolu di antaranya biaya konsultan perencanaan pembangunan Rp 950.000.000, biaya konsultan pengawas Rp 850.000.000, Prasarana Listrik Rp 4.500.000.000, pengadaan alat kesehatan Rp 14,846,609,400.
Kemudian pengadaan instalasi pengolahan limbah B3 medis non-insinerator Rp 1.760.000.000, pengadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Rp 1.792.300.000, pengadaan water Tmtreatment plant (WTP) Rp 970.000.000, pengadaan generator set Rp 1.170.000.000, dan pada tahun 2023 pembangunan TPT Rp 2.500.000.000, bila diakumulasi total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 72 miliar.
RSP Lologolu Diresmikan Mantan Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu
Walaupun pembangunan rumah sakit ini sempat mengalami keterlambatan dari jadwal yang telah ditentukan. Tapi setelah selesai dibangun, diresmikan mantan Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, pada Jum’at (1/12/2023) lalu.
Kala itu, Khenoki Waruwu menargetkan rumah sakit ini dapat ditingkatkan menjadi rumah sakit Tipe D, dan bahkan bila memungkinkan akan menjadi Tipe C.
Akan tetapi hingga tahun 2025, rumah sakit ini tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya karena tidak tersedianya jumlah dokter spesialis yang ditentukan sehingga mengakibatkan kerjasama dengan pihak BPJS terhenti.
Menkes Perintahkan Alkes RSP Lologolu Dipindahkan
Meskipun pada pembangunan RSP Lologolu telah digelontorkan uang negara atau daerah puluhan miliar, namun rumah sakit ini belum beroperasi sebagaimana yang diharapkan.
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin. [WAHANANEWS/Ist]
Hingga pada kunjungan kerjanya, Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, memerintahkan agar alat kesehatan (alkes) yang ada di rumah sakit itu segera dipindahkan ke RSUD Pratama Nias Barat yang terletak di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi.
Bukan tanpa alasan, Budi merasa kecewa setelah mendengar informasi jika RSP Lologolu tidak beroperasi.
“Saya baru dengar rumah sakit Lologolu di sini,” kata Budi saat menyampaikan sambutannya usai melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan RSUD Pratama Nias Barat, di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi Jum’at (11/7/2025).
Ia mengingatkan bahwa membangun rumah sakit bukan sekedar hanya untuk mencari proyek.
“Waduh, bangun rumah sakit itu memang senang karena ada proyeknya, tapi susah itu. Jangan senang-senang bangun rumah sakit. Rumah sakit saja yang ada karena cari dokternya susah, kayak gini baru saya dengar, tidak beroperasi gara-gara dokter spesialisnya karena sama BPJSnya,” ujarnya.
Budi pun meminta kepada Dirjen agar segera memindahkan Alkes yang ada di rumah sakit itu.
“Pak Dirjen apa alat-alat di sana dimasukin di sini dulu (RSUD Pratama Nias Barat), kita konsentrasi dulu deh beresin di sini,” ujarnya.
RSUD Nias Barat Ditargetkan Bisa Tangani Penyakit Mematikan
Meskipun RSP Lologolu menuai kegagalan, harapan masyarakat Nias Barat kembali muncul dengan adanya pembangunan RSUD Pratama Nias Barat, di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi.
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin, melakukan Groundbreaking pembangunan RSUD Pratama Nias Barat, beberapa waktu yang lalu. [WAHANANEWS/Ist]
Pemerintah memulai peningkatan kelas rumah sakit ini agar mampu menangani lima penyakit mematikan penyebab kematian tertinggi di Indonesia yaitu stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, serta kematian ibu dan anak.
Langkah ini diawali dengan pelatakan batu pertama (groundbreaking) yang langsung dihadiri Menkes, Budi Gunadi Sadikin.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang bertujuan mempercepat pemerataan akses layanan kesehatan berkualitas, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Kenapa lima ini? Karena lima penyakit ini adalah penyebab kematian paling tinggi. Kalau bisa ditangani dan diselesaikan di sini, tidak perlu dirujuk ke Gunungsitoli apalagi ke Medan yang jaraknya sangat jauh,” tegas Menkes.
Budi menambahkan, pembangunan rumah sakit ini akan dibarengi dengan penyediaan peralatan kesehatan pendukung seperti cathlab, CT scan, mesin hemodialisis, mamografi, laboratorium patologi anatomi, dan fasilitas kemoterapi.
"Tujuannya agar masyarakat Nias Barat tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan medis yang memadai," ujarnya.
Jalur Afirmasi Dibuka bagi Putra-Putri Daerah Jadi Dokter Spesialis
Budi juga menyoroti persoalan kekurangan dokter spesialis. Ia mengatakan banyak rumah sakit daerah belum dapat beroperasi optimal karena kekurangan tenaga ahli, yang berdampak langsung terhadap layanan BPJS.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akan memperkuat sistem pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital based), sekaligus membuka jalur afirmasi bagi putra-putri daerah agar mereka dapat menempuh pendidikan spesialis dan kembali mengabdi di daerah asal.
“Sistem pendidikan ini ditujukan untuk pemerataan. Putra-putri daerah akan diprioritaskan dan harus diangkat menjadi PNS,” ujarnya.
RSP Lologolu Terserat dalam Pusaran Kasus Dugaan Korupsi
Di sisi lain, RSP Lologolu ini bukan malah ditingkatkan menjadi rumah sakit Tipe D ke Tipe C seperti yang pernah diutarakan mantan Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, saat meresmikannya.
Parahnya, justru pembagunan rumah sakit ini terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi yang kini tengah ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Gunungsitoli.
Tim Penyidik Kejari Gunungsitoli menggeledah Kantor Dinkes Nias Barat. [WAHANANEWS/Ist]
Kasus tersebut adalah pekerjaan tembok penahan tanah sebesar Rp. 2,4 miliar lebih. Sedangkan kasus lainnya yang juga kini tengah diproses yaitu pekerjaan pengembangan rehabilitasi dan pemeliharaan Puskesmas Mandrehe Utara, Kabupaten Nias Barat, Rp. 1,1 miliar lebih Tahun Anggaran 2023.
Untuk mengungkap kasus tersebut, pada Selasa (8/7/2025), 6 orang Tim Penyidik Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Gunungsitoli bersama staf melakukan penggeladahan di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nias Barat.
Pada penggeledahan itu, Tim Penyidik menyita 30 bundel dokumen yang memiliki relevansi terhadap kelengkapan proses penyidikan kasus yang tengah ditangani.
Pihak Kejari Gunungsitoli menyatakan kasus tersebut telah naik ke tahap penyidikan, hal itu berdasarkan Surat Perintah Penyidikan nomor : PRINT-09/L.2.22/Fd.1/07/2025 tanggal 02 Juli 2025 serta Surat Perintah Penyidikan nomor : PRINT- 10/L.2.22/Fd.1/07/2025 tanggal 02 Juli 2025.
Publik berharap semoga saja penanganan kasus dugaan korupsi pada pekerjaan tembok penahan tanah (TPT) RSP Lologolu dapat menjadi titik awal dan pintu masuk bagi Kejari Gunungsitoli untuk mengungkap skandal pada pembangunan rumah sakit itu. [CKZ]