"Itu desa tetangga di wilayah kami ini tetap juga dibangun, misalnya Desa Lahemboho sudah dibangun, Desa Bitaya," ujarnya.
Lanjut dia, setiap malam di Dusun 3 ini selalu gelap gulita, anak-anak kesulitan untuk belajar hanya dengan menggunakan lampu teplok.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Kami berharap agar hal ini bisa diperhatikan oleh PLN, sebagai bukti bahwa bangsa ini sudah merdeka, kami juga ingin merdeka bisa menikmati yang namanya listrik," harapnya.
Terpisah, Manager Perencanaan PLN UP3 Nias, Hans, mengakui bahwa surat permohonan masyarakat tersebut telah diterima, ia beralasan terkait hal itu telah diusulkan oleh pihaknya ke UP2K Wilayah Sumatera Utara.
"Nanti kami coba lagi konfirmasi ke UP2K, apakah ini nantinya masih bisa dapat dijadikan prioritas," katanya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Ditanya kapan realisasinya, ia mengatakan secepatnya akan dikabari. Ia menjelaskan pihaknya akan melakukan terlebih dahulu klarifikasi dengan pihak UP2K.
"Ini nanti akan kami klarifikasi dengan UP2K, secepatnya kami kabari kalau sudah dapat info," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Nias Utara mengeluh masih belum bisa menikmati yang namanya listrik milik negara.