Ironinya, Dusun 3 ini sepanjang malam nyaris gelap gulita. Bahkan anak-anak terpaksa belajar menggunakan penerangan seadanya dengan memakai lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas.
Diketahui Dusun ini hanya berjarak 5 Km dari ibu kota Kecamatan, dan Dusun 3 ini juga sebagai desa penghubung atau perbatasan dengan desa tetangga yakni Desa Bitaya yang juga belum teraliri listrik.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Sementara untuk Desa Bitaya yang bertetangga dengan Dusun 3 Desa Fulolo, yang belum teraliri listrik terletak di Dusun 1 RT 8, dan untuk Desa Fulolo di Dusun 1 dan 2 sudah teraliri listrik.
Salah seorang warga Dusun 3 Desa Fulolo, Martinus Bate'e, mengatakan sejak dari dulu mereka ingin sekali menikmati aliran listrik milik negara sebagaimana daerah lain.
"Dari dulu, untuk penerangan, kami dan juga keluarga lainnya hanya menggunakan lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas," kata Martinus Bate'e kepada Nias.WahanaNews.co, Sabtu (16/4) sore.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Yang lebih sedihnya lagi, katanya, anak-anaknya pada saat belajar mengerjakan tugas sekolah di rumah, mereka hanya bisa belajar jika istrinya sudah membeli minyak solar di pekan.
"Terkadang tidak ada (solar), kalau tidak ada maka terpaksa mereka tidak belajar," bebernya.
Menanggapi itu, Manager PLN Area Nias, Hasundungan Siahaan, merespon atas adanya keluhan warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, masih belum menikmati listrik milik negara hingga saat ini.