Ia mengatakan Kabupaten Nias Barat menghadapi fenomena pemanfaatan sekolah yang rendah yaitu jumlah peserta didik yang sangat sedikit dibandingkan kapasitas atau potensi sekolah tersebut (low school utilization).
"Ini terutama di jenjang PAUD dan SD sehingga tingginya jumlah sekolah kecil menyebabkan pemborosan biaya operasional dan tenaga pendidik," imbuhnya.
Baca Juga:
Guru Honorer di Nias Utara Diduga Cabuli Anak Tetangganya Sudah Ditetapkan Jadi Tersangka
Strategi dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan
Menurut dia, tindakan solutif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Nias Barat dengan melakukan sebaran distribusi tenaga pendidik (guru) serta sebuah pilot project sekolah unggulan di setiap tingkatan SD, SMP maupun SMA/SMK.
Untuk itu, kata Delipiter Lase, perlu strategi yang matang, bertahap, sistematis dan terukur dan mampu menghasilkan output yang bisa dievaluasi merupakan catatan penting untuk menjawab tantangan pendidikan di Kabupaten Nias Barat.
Baca Juga:
Klarifikasi Puspen TNI: 1 Guru Tewas dan 6 Luka Akibat Serangan KKB di Yahukimo
"Revitalisasi sekolah kecil, redistribusi dan optimalisasi guru, literasi dan numerasi komunitas dan penguatan pendidikan kejuruan kontekstual, transformasi digital bertahap, perluasan wajib belajar 12 tahun serta profesionalisme dan motivasi guru adalah bagian dari rekomendasi strategi prioritas dan berkualitas yang bisa dilakukan," tandasnya. [CKZ]