Wahananews-Nias | Kepala Unit Pelaksana Teknis Jalan Jembatan (UPTJJ) Gunungsitoli, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Provinsi Sumatera Utara, Rizak Taruna Zega, tanggapi pernyataan Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Fraksi Gerindra, Thomas Dachi, S.H., M.H., M.IP., yang menuding ia tidak ada di lokasi saat longsor.
Rizak Taruna Zega mengatakan, jalan penghubung di Km. 27, Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias nyaris putus disebabkan karena longsor.
Baca Juga:
Buntut Foto-Video Mesra Tersebar, Kadispar Imelda Hia Dinonjobkan Kini Jadi Staf Kantor Camat
Ia membantah jika pihaknya tidak serius dan melakukan pekerjaan maksimal untuk mengatasi permasalahan di lapangan yang mengakibatkan jalan tersebut menyulitkan warga untuk melewatinya.
"Bencana alam, gak ada manusia yang bisa melawan kuasa Tuhan," kata Kepala UPTJJ Gunungsitoli, Rizak Taruna Zega, kepada Nias.WahanaNews.co, melalui pesan singkat, Kamis (15/12) siang.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah berminggu-minggu bekerja di sana, tapi longsoran demi longsoran terus terjadi.
Baca Juga:
Lantik 82 Pj Kades, Plt. Bupati Nias Barat: Jangan Memihak ke Salah Satu Paslon di Pilkada
"Kalau ada yang bisa melakukan lebih daripada yang kami lakukan, kami akan sangat berterima kasih bang," ujarnya.
Rizak Taruna Zega memberitahukan terkait adanya informasi sulitnya truk angkutan bahan-bahan sembako dan truk tangki BBM untuk melewati ruas jalan tersebut termasuk arah Nias Utara telah diatasi.
"Tidak ada yang terhambat lagi, semua sudah bisa lewat, tapi masing-masing arah harus bersabar untuk melintasi secara bergantian,” sebutnya.
Ia menjelaskan pohon kelapa yang dipasang di beberapa pekerjaan duiker plat hanya bersifat sementara.
"Perlu diingat bahwa batang kelapa kekuatannya tidak maksimal untuk menahan beban truk-truk besar bermuatan berat, karna itu sifatnya berupa konstruksi sementara," katanya.
Ketika dipertanyakan mengenai kesiapan rencana atau skema dalam rangka menjamin lancarnya arus lalu lintas menjelang natal dan tahun baru, Rizak Taruna Zega mengungkapkan pihaknya belum ada persiapan khusus.
"Tidak ada skema khusus, target kita secara maksmimal bekerja menjaga fungsional semua ruas jalan Provinsi," sebutnya.
Ditanya soal kenapa pekerjaan tersebut baru dikerjakan, sementara berdasarkan informasi pekerjaan tersebut merupakan kegiatan Tahun Anggaran 2022 yang mana kontraknya diperkirakan ditanda tangani sekitar bulan Juni 2022 yang lalu, Rizak Taruna Zega pun diam tidak memberikan komentar.
Terpisah, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Fraksi Gerindra, Thomas Dachi, mengatakan bahwa pekerjaan itu merupakan kegiatan Tahun Anggaran 2022 dan diperkirakan kontraknya sudah ditanda tangani sekitar bulan Juni 2022 lalu.
Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Fraksi Gerindra, Thomas Dachi, S.H., M.H., M.IP.. (Foto: dok. WahanaNews-Nias/CKZ)
"Kan itu aneh, kenapa baru dikerjakan sekarang, semestinya sudah selesai tahun ini, atau jangan-jangan PT. Pijar itu tidak punya modal, kenapa baru dimulai?" tanya Thomas Dachi.
Politisi Partai Gerindra ini membeberkan sebenarnya proyek untuk tahun anggaran 2022 senilai Rp 360 miliar di seluruh Pulau Nias dikerjakan oleh PT. Waskita.
"Tapi itu dirubah menjadi sistem multi years, sebenarnya tidak boleh di sub kontraktorkan pengerjaannya untuk tahun jamak, jadi PT. Pijar ini siapa, itu yang kita tahu PT. Waskita, kita tidak mengenal yang namanya PT. Pijar ini," ketusnya.
Tanggapi alasan kepala UPTJJ Gunungsitoli yang mengatakan mereka sudah bermingu-minggu bekerja di sana, tapi longsoran demi longsoran terus terjadi dan itu terjadi karena “kuasa Tuhan”, Thomas Dachi berharap itu bukan hanya alasanya belaka.
"Betul tidak ada yang bisa melawan kuasa Tuhan, makanya ada anggaran itu untuk bisa mengantisipasi segela kemungkinan yang tidak diinginkan dan agar setiap masalah cepat diambil solusinya, sehingga tidak berlarut-larut jadinya masyarakat yang susah," katanya.
Anggota Komisi E ini mengungkapkan sebenarnya tertundanya pekerjaan itu akibat perusahaan yang menangani pekerjaan itu tidak mau koordinasi dengan pemerintah setempat.
“Hasil zoom dengan Dinas Provinsi setuju agar alat berat disiapkan dari Nias Barat supaya tidak terhambat pekerjaan itu, dan lagian Kadis PU Nias Barat sudah ngomong sanggup mengerjakannya, asalkan dikasih anggarannya, jadi ini tidak ada koordinasinya, makanya jadi seperti begini,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Thomas Dachi mengingatkan kepada Kepala UPTJJ Gunungsitoli untuk tidak memaktikan selulernya selama kondisi cuaca yang seperti begini.
“Kadis PUPR Provinsi sudah me-warning Kepala UPT JJ Gunungsitoli untuk tidak mematikan HP, Kadis sudah instruksikan kepada seluruh Kepala UPT, sudah me-warning untuk waspada terhadap cuaca yang tidak stabil,” bebernya.
“Ya ini supaya cepat tanggap jika ada hal-hal situasional dilapangan, jangan susah untuk dihubungi dan tidak ada di lokasi,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah proyek yang dikerjakan oleh PT. Pijar di pulau Nias yang bersumber dari APBD Provinsi mendapat sorotan dari Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Fraksi Gerindra, Thomas Dachi.
Pasalnya, proyek APBD Provinsi ini yang dikemas dengan sistem multi years dinilai dikerjakan secara serampangan dan tidak memperhatikan keluhan masyarakat Pulau Nias.
Salah satunya terjadi di jalan Km. 27, Desa Fadoro Hunogoa, Kecamatan Hiliserangkai, Kabupaten Nias mengalami longsor dan nyaris putus, pada hari Selasa (13/12) malam.
Akibatnya, jalan penghubung antara Gunungsitoli - Nias Barat ini, bahkan penghubung ke Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Selatan hampir tidak bisa lalui kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga melumpuhkan ekonomi warga Nias Barat.
Saat turun kelapangan pada hari Rabu (14/12) siang, Thomask Dachi merasa kesal karena Kepala Unit Pelaksana Teknis Jalan Jembatan (UPT JJ) Gunungsitoli, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara, Rizak Taruna Zega, karena tidak ada di lokasi.
“Sampai detik ini saya di sini kepala UPT JJ Gunungsitoli itu tidak ada,” ketusnya. [CKZ]