Tidak cukup hanya bermimpi besar, tapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata adalah inti dari kepemimpinan transformasional.
Dalam program 100 harinya, Eliyunus Waruwu memprioritaskan pembenahan dan reformasi birokrasi untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dan responsif.
Baca Juga:
Hasil Rekapitulasi KPU: Eliyunus Waruwu-Sozisokhi Hia Unggul di Pilbup Nias Barat
Salah satu contoh konkret lainnya adalah pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang terintegrasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menampung produksi pertanian, stabilitasi harga dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tidak hanya sampai di situ saja, Eliyunus Waruwu berupaya meningkatkan kualitas jalan penghubung antardesa. Sebab infrastruktur yang memadai adalah fondasi bagi kemajuan ekonomi dan sosial.
Bahkan, aktif menggalang kerja sama dengan pemerintah provinsi, pusat, dan juga investor potensial yang dapat ikut membangun Nias Barat melalui investasi yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Akui Kalah di Pilkada Nias Barat, Khenoki Waruwu Ucapkan Selamat kepada Eliyunus-Sozisokhi
Sejatinya, kekuatan pemimpin transformasional terletak pada kemampuannya untuk memberdayakan masyarakat, khususnya petani yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Mendorong modernisasi praktik pertanian dengan memberikan pelatihan teknis kepada petani dan memperkenalkan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen.
Selain itu, juga mendorong keterlibatan warga dalam berbagai program pembangunan, mulai dari pelatihan keterampilan hingga pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dapat menciptakan rasa memiliki yang kuat dan memastikan keberlanjutan program yang dijalankan.