"Seperti kami, karena kami dulu mendapatkan sosialisasi tentang bagaimana cara pembuatan sikripsi seperti ini, hanya melalui mata kuliah saja," ujarnya.
Menyinggung soal ada oknum dosen yang dipecat karena diduga melakukan praktik joki skripsi, mereka mengatakan mendukung sikap Rektor dan Yaperti untuk mengambil sikap dan memberikan sanksi terhadap siapapun yang melakukan praktik demikian.
Baca Juga:
2 Dosen FE UNIAS Diduga Terlibat Praktik 'Joki Skripsi' Dipecat, Ini Penjelasan Yaperti Nias
Jadi, apa pun itu alasannya, menggunakan joki skripsi tidaklah dibenarkan sama sekali. Justru kerugian yang didapatkan jauh lebih banyak dari keuntungan. Semestinya mahasiswa harus berjuang menyelesaikan skripsinya sendiri tanpa menggunakan jalan pintas joki skripsi yang sudah pasti akan merugikan diri sendiri.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro, mengatakan, permasalahan joki karya ilmiah (skripsi) itu berkaitan dengan kemerosotan mental masyarakat.
"Jika dibiarkan, pendidikan tinggi tidak akan maju dan generasi berkualitas sulit muncul. Perlu revolusi mental di kalangan mahasiswa dan dosen agar kembali menghargai nilai-nilai kejujuran serta kerja keras, terutama di kalangan pendidikan tinggi," kata Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro, mengutip acdpindonesia, (29/05/2015). [CKZ]