Politisi Partai Gerindra ini membeberkan sebenarnya proyek untuk tahun anggaran 2022 senilai Rp 360 miliar di seluruh Pulau Nias dikerjakan oleh PT. Waskita.
"Tapi itu dirubah menjadi sistem multi years, sebenarnya tidak boleh di sub kontraktorkan pengerjaannya untuk tahun jamak, jadi PT. Pijar ini siapa, itu yang kita tahu PT. Waskita, kita tidak mengenal yang namanya PT. Pijar ini," ketusnya.
Baca Juga:
Buntut Foto-Video Mesra Tersebar, Kadispar Imelda Hia Dinonjobkan Kini Jadi Staf Kantor Camat
Tanggapi alasan kepala UPTJJ Gunungsitoli yang mengatakan mereka sudah bermingu-minggu bekerja di sana, tapi longsoran demi longsoran terus terjadi dan itu terjadi karena “kuasa Tuhan”, Thomas Dachi berharap itu bukan hanya alasanya belaka.
"Betul tidak ada yang bisa melawan kuasa Tuhan, makanya ada anggaran itu untuk bisa mengantisipasi segela kemungkinan yang tidak diinginkan dan agar setiap masalah cepat diambil solusinya, sehingga tidak berlarut-larut jadinya masyarakat yang susah," katanya.
Anggota Komisi E ini mengungkapkan sebenarnya tertundanya pekerjaan itu akibat perusahaan yang menangani pekerjaan itu tidak mau koordinasi dengan pemerintah setempat.
Baca Juga:
Lantik 82 Pj Kades, Plt. Bupati Nias Barat: Jangan Memihak ke Salah Satu Paslon di Pilkada
“Hasil zoom dengan Dinas Provinsi setuju agar alat berat disiapkan dari Nias Barat supaya tidak terhambat pekerjaan itu, dan lagian Kadis PU Nias Barat sudah ngomong sanggup mengerjakannya, asalkan dikasih anggarannya, jadi ini tidak ada koordinasinya, makanya jadi seperti begini,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Thomas Dachi mengingatkan kepada Kepala UPTJJ Gunungsitoli untuk tidak memaktikan selulernya selama kondisi cuaca yang seperti begini.
“Kadis PUPR Provinsi sudah me-warning Kepala UPT JJ Gunungsitoli untuk tidak mematikan HP, Kadis sudah instruksikan kepada seluruh Kepala UPT, sudah me-warning untuk waspada terhadap cuaca yang tidak stabil,” bebernya.